Legislator Nilai Realisasi KUR di Jawa Tengah Berjalan Baik
Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun di sela-sela mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dalam rangka ingin pengawasan penyaluran KUR di Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/3/2021). Foto: Runi/Man
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu instrumen kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas, kemampuan dan penetrasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di tahun 2021 sebesar Rp230 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan target pada tahun 2020 yang hanya sebesar Rp190 triliun. Untuk Provinsi Jawa Tengah realisasi penyaluran KUR di tahun ini telah mencapai Rp29,47 triliun.
“Saya rasa dengan nilai realisasi KUR yang sudah tersalurkan sebesar Rp29,47 triliun sudah sangat baik. Artinya jika dilihat dari angka realisasi yang sudah ada, Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi yang nilai serapan (KUR) cukup tinggi,” kata Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun di sela-sela mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dalam rangka ingin pengawasan penyaluran KUR di Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/3/2021). Tim Kunspek dipimpin Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dolfie O.F.P.
Misbakhun menilai serapan KUR yang sangat besar dikarenakan Jateng sendiri memiliki sejumlah produk-produk UMKM yang cukup terkenal dengan menghasilkan daya beli sangat besar. Tak hanya itu, masyarakat yang mendapatkan KUR di wilayah Jateng relatif banyak. “Baik industri kecil, usaha kecil, dan pengrajin kecil banyak yang menjadi supporting system bagi usaha besar maupun di bidang ekspor. Untuk itu, saya yakini Jawa Tengah dalam hal realisasi penyerapan KUR mempunyai proporsi sumbangsih terhadap pertumbuhan KUR secara nasional dan signifikan,” analisa politisi Partai Golkar itu.
Legislator dapil Jawa Timur II itu menilai penyaluran KUR yang sudah sangat bagus dapat mendorong pelaku UMKM serta ultra mikro bisa berkembang lagi di Jateng. Dirinya juga mendapat informasi bahwa ekspor di Jateng melalui Pelabuhan Tanjung Mas mulai meningkat, artinya dalam segi ekspor ada peningkatan.
“Saya rasa ini bisa menjadi indikator bahwa ketika pemerintah melakukan upaya-upaya yang serius afirmatif, serta memberikan dukungan terhadap usaha mikro kecil dan menengah, maka dampak dari dukungan tersebut akan terlihat, padahal jika kita lihat kondisi saat ini sedang terjadi pandemi Covid-19. Artinya bahwa kita melakukan kebijakan yang jelas berpihak serta memberi dukungan yang sangat masif, dalam segi keuangan dan bantuan di bidang manajemen akan timbul rasa bahwa rakyat kecil merasa di perhatikan,” pungkas Misbakhun.
Masih di tempat yang sama, Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Iss Savitri Hafid menjelaskan, bahwa perkembangan KUR meningkat di 3,23 persen (yoy), KUR menunjukkan pertumbuhan positif diiringi dengan NPL (Non Performing Loan) yang rendah secara sektoral.
Pihaknya mencatat bahwa pertumbuhan KUR di sektor pertanian meningkat 46,46 persen (yoy) demikian pula KUR industri pengelolaan meningkat 5,28 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan akses pembiayaan kepada UMKM telah menunjukkan hasil positif. BI sendiri terus berupaya untuk memberikan pendampingan kepada UMKM agar bisa naik kelas, salah satunya dengan melakukan kegiatan promosi.
“Kami terus melakukan pengembangan dengan melakukan kurasi, total ada 850 UKM dari seluruh Jawa Tengah dan 101 di antaranya telah lulus untuk kualitas ekspor," katanya. Selain itu, pihaknya juga memfasilitasi bussiness matching kepada 232 UMKM. Ia mengatakan untuk bussines matching yang sudah dilakukan di antaranya ke Australia, Jepang, dan Singapura. (rni/sf)